? ??????????????????? ????Easy Install Instructions:???1. Copy the Code??2. Log in to your Blogger account
and go to "Manage Layout" from the Blogger Dashboard??3. Click on the "Edit HTML" tab.??4. Delete the code already in the "Edit Template" box and paste the new code in.??5. Click "S BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS ?

JAM


Flash Clocks, Flowers Clocks at WishAFriend.com

Rabu, 07 Januari 2009

Spiritual Trip to batu Qur'an, Pandeglang


Tahun Baru Hijriah kali ini aku rayakan dengan melakukan wisata spiritual. Boleh dong sekali-kali, jangan mikirin wisata duniawi aja. Aku pilih wisata ke Pandeglang yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggalku Tangerang. Persisnya sih aku pergi ke Batu Qur’an, trus ke Pemandian Cikoromoy, dan terakhir ke Makam Syeh Maulana Mansur. Aku ga pergi sendirian dong. Ada anakku, ibu, adik dan keponakanku juga. Ditambah lagi rombongan ibi-ibu pengajian Babakan Masjid Tangerang. Kami berangkat jam 8 an pagi dengan bis bertuliskan Subhanallah. Tiba-tiba aku jadi rinduuu ma Allah. Aku jadi ingin dekat dengan Allah Sang Khalik. Sampai-sampai salah seorang teman bilang,” Tobat ni yee ..” Bagus deh setelah begitu lama diketuk-ketuk … akhirnya … terbuka juga. “ Trus aku bilang, “ Boleh dong kalo aku mau mendekatkan diri ma Tuhan.” Sepanjang perjalanan kami tertawa-tawa, habis ibu-ibu pengajian itu lucu-lucuuu banget.
Banten memang dikenal kaya potensi wisata spiritual. Kalau daerah Banten Lama di Kabupaten Serang, misalnya, dikunjungi ribuan wisatawan setiap liburan karena memiliki kawasan wisata peninggalan Sultan Banten - yang antara lain berisi Benteng Surosowan, Mesjid Agung, Klenteng Kuno dan sejumlah makam keluarga Sultan Hasanudin, maka Kabupaten Pandeglang, 20 km dari Kota Kabupaten Serang, juga dikenal karena memiliki kawasan wisata Gunung Karang yang memiliki 3 objek kunjungan.
Objek kunjungan pertama disebut Sumur Tujuh. Objek kunjungan kedua, Kolam Renang Cikoromoi yang dilengkapi tempat penziarahan Cibulakan. Objek penziarahan itu menjadi menarik diamati pengunjung, karena dikolam pemandiannya terdapat Batu Qur’an, batu berukuran besar terletak di dasar kolam dan bertuliskan huruf-huruf arab. Diperkirakan batu bertuliskan huruf arab itu sudah berusia lebih 5 abad. Dan objek kunjungan yang ketiga disebut pemandian air panas Cisolong.
Dibandingkan dengan objek kunjugan kolam renang Cikoromoi, atau pemandian air panas Cisolong, objek kunjungan Batu Quran dan Sumur Tujuh lebih sering dikunjungi umat Islam pada hari-hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad, 1 Muharam, menjelang Ramadhan, Idul Fitri atau Idul Adha. Ribuan umat Islam selalu mengunjungi kedua objek wisata spritual itu di setiap liburan, karena sejarah keberadaan objek wisata Sumur Tujuh dan Batu Qur’an, konon kabarnya, erat kaitannya dengan kegiatan keluarga Sultan Banten dalam penyebaran Islam di abad ke 15.
Menariknya lagi, di musim durian ini, pedagang durian juga bermunculan di sepanjang jalan menuju lokasi kaki gunung Karang mulai dari daerah Ciasem, kota Pandeglang atau Cikoromoi. Bukan cuma durian, tapi juga rambutan, sawo, kecapi. Trus ada juga makanan ringan emping keprek dengan 3 rasa pedas, asin dan manis. Trus ada juga sate bandeng yang enaaaak banget.
Lokasi pemandian Batu Quran terletak di kaki Gunung Karang, tepatnya di Desa Kadubumbang Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang. Lokasi pemandian memang sangat sederhana. Ada 2 buah kolam di situ, satu untuk laki-laki, satu untuk perempuan. Tetapi, jika liburan panjang tiba, antrian orang berdatangan ke pemandian tersebut. Trus jangan lupa bawa uang kecil karena banyak sekali anak-anak disekitar lokasi yang meminta sedekah.
Pengunjung selalu dibuat takjub, karena menurut cerita kuncen, petugas penjaga pemandian Cibulakan, air kolam pemandian - yang tingginya hanya sekitar 1,5 meter dari dasar kolam - tak bisa kering sekalipun musim kemarau berlangsung panjang. Prof Dr Muarif Ambari dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional juga pernah mempelajari bagaimana mengeringkan kolam Cibulakan, kemudian Batu Quran yang ada diteliti asal muasalnya. Ternyata sulit. Pasalnya, air Cibulakan tak mudah kering kendati disedot pipa air bertekanan ratusan kubik perjam. Akibat itu para ahli sejarah kepurbakalaan yakin bahwa batu bertulisan huruf-huruf al-quran yang ada di batu-batu di dasar kolam Cibulakan, sengaja dibuat oleh pengikut Sultan Banten dalam rangka syiar Islam. Batu-batu itu telah dijadikan media pengikut Sultan untuk warga Banten tentantg bagaimana menghormati air untuk diminum, bagaimana menghormatyi air untuk dijadikan wudhu, dan bagaimana menjadikan air sebagai modal kehidupan.
Batu-batu berhuruf arab itu, lebarnya hanya sekitar 2 meter. Di pinggiran batu tersebut, terdapat sejumlah mata air yang deras dan bening airnya. Di lokasi itulah pula, pengunjung sering berlama-lama berendam.
Ada yang sangat yakin, jika berendam di sekitar batu quran tersebut, penyakit kulit yang ada ditubuh akan mudah disembuhkan. Ada juga yang yakin, sering berendam di kolam Cibulakan kulit akan menjadi lebih bersih karena air kolam Cibulakan mengandung unsur obat kimia yang bisa menghaluskan kulit. Ada juga yang yakin, air kolam Cibulakan bisa dijadikan media penyembuhan beragam bentuk penyakit dalam. Batu Quran yang ada di kolam Cibulakan merupakan peninggalan Ki Mansyur, seorang ulama terkenal di jaman kesultanan Banten abad ke-15. Aku pun tak mau ketinggalan untuk berendam di Batu Qur’an, sambil “make a wish to God”. Minta apa ya ma Tuhan ? Adda aja !
Kini Ki Mansyur - bersama istrinya - bersemayan di Cikaduen, Pandeglang. Untuk ke sana harus naik ojek 5.000,- rupiah. Setelah mengunjungi makam Ki Mansyur, para wisatawan juga kerap menyempatkan diri berendam di kolam Cibulakan. Ketika pulang, pengunjung pun membawa oleh-oleh derigen kecil berisi air dari kolam Cibulakan, termasuk aku dan rombongan ibu-ibu pengajian. Dan kegiatan itu sepertinya sudah mejadi tradisi yang berlangsung lama. Hasilnya pun menakjubkan. Karena sangat yakin, air kolam pemandian batu quran bisa dijadikan obat, banyak pengunjung yang semula menderita penyakit kulit kini sembuh. Alhamdulliah, aku pun merasakannya.